10 Okt 2023 | Berita, Jagung
PT. Nusantara Dharma Ayu menunjukkan keseriusannya dalam menjalankan program ketahanan pangan yang menjadi visi dan misinya dalam mengembangkan agribisnis, dengan menjalin kemitraan strategis dengan Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Kabupaten Indramayu dan Kelompok Tani Sumbermulyo Sejahtera, Desa Cikawung, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu.
Implementasi kemitraan ini diwujudkan dengan diselenggarakannya seremonial penanaman perdana tanaman jagung dan sorgum di Desa Cikawung, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu pada Senin (09/10/2023).
Ketua LPPNU Kabupaten Indramayu, KH. M. Siddiq Tarabek mengapresiasi dan menyampaikan bahwa kegiatan ini sesuai dengan visi dan misi LPP Nahdlatul Ulama untuk meningkatkan kemandiriaan jama’ah dalam bidang ekonomi.

“Kami sangat menyambut baik dan memberikan apresiasi kepada PT. Nusantara Dharma Ayu dan masyarakat yang tergabung dalam Kelompok Tani Sumbermulyo Sejahtera yang telah menginisiasi penanaman jagung perdana sebagai salah satu usaha dalam rangka menggerakan perekonomian masyarakat,” kata KH. M. Siddiq Tarabek dalam sambutannya.
Ia mengatakan mudah-mudahan melalui kegiatan ini program pemulihan ekonomi masyarakat semakin bertumbuh dan menggeliat, khususnya petani semakin sejahtera.
Sementara itu, Direktur PT. Nusantara Dharma Ayu menyampaikan bahwa sebagai perusahaan nasional, PT. Nusantara Dharma Ayu senantiasa mendukung visi pembangunan pertanian Indonesia untuk mencapai sistem pertanian berkelanjutan, industri yang mampu menyelesaikan dan menjaga pasokan pangan nasional serta kesejahteraan petani.

“Kegiatan hari ini tentunya bukan hanya sekedar acara seremonial melakukan penanaman jagung dan sorgum perdana semata, namun lebih jauh lagi merupakan bentuk dukungan terhadap Pemerintah baik pusat maupun Daerah dalam pengembangan Industrialisasi Pertanian dan Agrowisata khususnya di Kabupaten Indramayu, yang muaranya adalah mampu menjaga pasokan pangan nasional serta yang tak kalah pentingnya adalah kesejahteraan petani” ucapnya.
Saat ini, lanjut dia, ada beberapa program prioritas pemerintah di bidang pertanian yakni, peningkatan kesejahteraan petani, ketahanan pangan, pemasaran hasil produksi, penerapan teknologi, produksi, sarana dan prasarana pertanian, serta produksi perkebunan.

”Salah satu upaya yang kami lakukan untuk menyukseskan program prioritas pemerintah itu, yakni melalui peningkatan produksi jagung dan sorgum. Ini akan tercapai jika ada sinergis antara pemerintah, lembaga seperti LPPNU, petani dan kami sebagai perusahaan,” terangnya.
”Tentu juga diperlukan keterlibatan seluruh stakeholder pertanian dalam menyukseskan program pemerintah di bidang pangan, khususnya swasembada pangan berkelanjutan,” pungkasnya.
PT. Nusantara Dharma Ayu tahap pertama rencananya akan menanam seluas 3 hektar dari potensi 1000 hektar yang akan ditanam pada periode 2023-2025 untuk tanaman jagung dan sorgum.

Ketua Kelompok Tani Sumbermulyo Sejahtera, Lilik Yuanto mengucapkan terima kasih atas dukungan PT. Nusantara Dharma Ayu dan LPPNU Kabupaten Indramayu kepada Kelompok Tani Sumbermulyo Sejahtera dalam rangka memajukan perekonomian masyarakat di daerah itu.
Usai acara seremonial, dilanjutkan dengan melakukan penanaman perdana jagung bersama-sama Direktur PT. Nusantara Dharma Ayu, Ketua LPPNU Kabupaten Indramayu, dan kelompok tani. Sebagai informasi, PT. Nusantara Dharma Ayu juga sebelumnya telah memberikan bantuan penyediaan air bersih dan saluran listrik untuk para petani.
25 Jul 2023 | Artikel
Virgin coconut oil adalah minyak yang diproses secara alami dari daging kelapa segar atau derivatnya. Minyak kelapa rakyat yang diolah dari daging kelapa segar sudah dapat disebut virgin coconut oil (VCO). Akan tetapi, kualitas minyak hasil pengolahan tradisional kebanyakan di bawah standar mutu yang diinginkan pasar.
DIkutip dari trubus.id, banyak jalan menghasilkan minyak kelapa murni. Salah satunya, dengan cara pemanasan bertahap pada suhu rendah. Ada pula yang dilakukan tanpa pemanasan. Setiap metode menghasilkan kualitas minyak berbeda.
Pembuatan VCO tanpa pemanasan dengan cara mendiamkan kepala santan (krim atau kanil) selama 10–24 jam. Sebelum difermentasi, krim dicampur starter ragi Saccharomyces cerevisiae atau enzim seperti poligalakturonase, alfa amylase, protease, dan pektinase untuk memecahkan emulsi.
Setelah diaduk rata selama 5–15 menit, suspensi didiamkan. Proses fermentasi selesai setelah terbentuk 3 lapisan, yakni minyak, blondo, dan air. Lapisan minyak dikumpulkan perlahan-lahan, lalu disaring dengan kertas saring. Minyak itulah yang dipasarkan sebagai VCO.
Sementara itu, teknologi VCO dengan pemanasan mudah diterapkan oleh pekebun di pedesaan. Sebab, masyarakat pedesaan sudah terbiasa memproduksi minyak kelapa melalui pemanasan untuk dikonsumsi sendiri. Berikut ini teknik pengolahannya.
Kupas buah kelapa berumur tua, 11–12 bulan lalu dibelah. Parut secara manual, atau keluarkan daging buah, lalu diparut dengan mesin pemarut. Parutan kelapa ditambah air dengan perbandingan 1:2.
Peras dengan tangan, lalu saring untuk memperoleh santan. Bisa pula menggunakan alat pemeras santan (santan expeller). Tuangkan santan ke dalam wadah transparan, lalu diamkan selama 2–3 jam hingga terbentuk 2 lapisan, yaitu kepala santan (krim) dan air.
Pisahkan krim dari skim dengan cara menyedot bagian skim ke luar. Pemisahan dapat pula dilakukan dengan alat pemisah krim. Tuangkan krim ke dalam wajan, lalu panaskan perlahan pada suhu 95–100°C hingga terbentuk minyak dan blondo.
Saat blondo masih berwarna putih, bahan diangkat dan didinginkan. Biarkan selama 1 jam, lalu saring untuk memisahkan minyak dan blondo. Minyak dipanaskan lagi selama 10–15 menit untuk menghilangkan partikel air yang masih tersisa.
Dinginkan dan saring untuk mendapatkan minyak kelapa murni. Blondo yang terpisah dipanaskan kembali untuk mendapatkan minyak goreng kualitas tinggi.
23 Jul 2023 | Berita
Untuk mencetak banyak petani muda dan pebisnis pertanian, Kementerian Pertanian meluncurkan Badan Usaha Pertanian Kampus (BUPK), Jumat (21/7/2023) di UNHAS Convention Center Makassar.
Kerjasama pembentukan BUPK ditanda tangani antara Universitas Hassanudin Makassar dengan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Gowa, sebagaimana dilansir pertanian.go.id.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan Kementerian Pertanian telah menetapkan arah kebijakan pembangunan pertanian, yaitu Pertanian Maju, Mandiri, dan Modern.
“Arah kebijakan ini menjadi pedoman untuk bertindak cerdas, cermat dan akurat bagi jajaran Kementerian Pertanian dalam mencapai kinerja yang lebih baik, mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki, memanfaatkan teknologi mutakhir, dan korporasi petani sesuai arahan Bapak Presiden,” katanya.
Mentan menambahkan jika pendidikan vokasi memiliki posisi penting dalam pengembangan SDM.
“Di saat puncak bonus demografi, dimana usia kerja mendominasi proporsi penduduk indonesia, artinya kita harus sediakan peluang kerja sebanyak-banyaknya kita harus siapkan kapasitas mahasiswa dan alumni kita agar produktif dan kompetitif,” tuturnya.
Menurutnya,salah satu upaya untuk menumbuhkan wirausaha muda pertanian melalui pendidikan adalah dengan pembentukan BUPK dan pengelolaan secara bersama antara Polbangtan/PEPI Lingkup Kementerian Pertanian dengan Perguruan Tinggi Mitra.
“BUPK adalah wadah bagi mahasiswa, alumni perguruan tinggi dan pemuda tani yang akan menjadi entrepreneur atau pengusaha pertanian, sekaligus menjadi penggerak dan pencipta lapangan kerja di sektor pertanian serta mengembangkan usahanya,” katanya.
Dalam upaya menumbuhkan minat generasi muda terhadap sektor pertanian, Mentan mengajak semua pihak untuk mengubah paradigma.
“Sektor pertanian merupakan sektor yang menarik dan menjanjikan apabila dikelola dengan tekun dan sungguh-sungguh, menanamkan kesadaran akan kebutuhan pangan nasional,” katanya.
BUPK sendiri merupakan gagasan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam menjawab tantangan dunia pertanian di masa depan sekaligus regenerasi petani.
“Badan Usaha Pertanian Kampus sebenarnya yang diinginkan kita (pemerintah dan kampus) untuk bersinergi untuk meningkatkan swasembada pangan,” katanya.
Ia menambahkan, BUPK melakukan proses bisnis pertanian, produksi, pasca panen, pemasaran, benar benar bisnis, bukan hanya teori. Dengan pengelolaan profesional sebagai unit bisnis.
Sebagai motivasi untuk para mahasiswa yang hadir, Mentan pun sempat berdialog dengan petani milenial secara online.
Sementara Kepala Badan Penyuluh dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan dengan adanya badan usaha tersebut, para mahasiswa Polbangtan diharapkan menjadi lulusan siap kerja bahkan sebagai pencetak lapangan kerja.
“Kita sudah bangun badan usaha pertanian kampus, insya Allah akan segera diluncurkan,” kata Dedi.
Ia menjelaskan, badan usaha itu akan menjadi organisasi sekaligus unit kerja di kampus yang ditujukan agar para alumni siap berbisnis sendiri.
Mereka akan diasah untuk menekuni bidang agribisnis dengan berbagai fasilitas seperti smart green house yang saat ini terus didorong Kementan.
“Ini semua akan mengarah ke sana sehingga kita memperkuat pendidikan vokasi,” kata Dedi.
Sedangkan Polbangtan Gowa sudah memiliki sebuah BUPK yang diberinama Go-AGRise.
Go-AGRise diambil dari akronim Polbangtan Gowa Agribusiness Venture. Nama ini juga menunjukkan visi menjadi bisnis yang maju dan terus bertumbuh dan berkembang.
Go-AGRise adalah Badan Usaha Pertanian Kampus Polbangtan Gowa, yaitu badan usaha mandiri yang merupakan unit usaha Koperasi Kesuma Polbangtan Gowa, berbadan hukum koperasi
Go-AGRise memiliki beberapa unit bisnis, yaitu unit bisnis peternakan unggas, unit bisnis pupuk kompos, unit bisnis hortikultura, dan unit bisnis pengolahan kakao.
Sedangkan Lingkup Kerjasama pengelolaan BUPK Polbangtan Gowa dan Universitas Hasanuddin (UNHAS) antara lain BUPK UNHAS menjadi Pembina BUPK Polbangtan Gowa.
Kemudian BUPK UNHAS menjadi mitra offtaker dari produk yang dihasilkan BUPK Polbangtan Gowa, atau sebaliknya.
Kemudian BUPK Polbangtan Gowa bermitra dengan BUPK UNHAS dalam hal penyediaan bahan baku, market place, dan proses bisnis lainnya.
BUPK Polbangtan Gowa dan BUPK UNHAS juga berkerjasama menghasilkan “Produk Bersama” yang disepakati oleh kedua belah pihak.
Mewakili Rektor, Sekretaris Universitas Hasanuddin, Sumbangan Baja menyambut baik peluncuran BUPK Polbangtan Gowa kerjasama dengan Universitas Hasanuddin.
“Proses pembahasan BUPK memang sudah cukup lama, dan hari ini kita luncurkan. Sebelumnya kerjasama dengan Kementan sudah lama terjalin, dan masalah ada di pemasaran, semoga BUPK hadir sebagai solusi,” ujarnya.
Ia mengatakan Universitas Hasanuddin melakukan penyesuaian kurikulum dari Merdeka Belajar, dengan mengarahkan mahasiswa kepada Agribisnis.
“Harapannya dengan kerjasama ini akan lahir lebih banyak pengusaha petani milenial dan unit bisnis agribisnis,” ujarnya.
Sejumlah petani milenial yang dihadirkan secara online dalam kegiatan ini. Di antaranya Ais, petani asal Bogor yang mengembangkan komoditas cabe Katokkon asal Tana Toraja.
Keunikan cabai Katokkon ini pun menjadi daya tarik tersendiri karena dikenal sebagai cabai terpedas di Indonesia.
Ais memperoleh omset total Rp1,5 M per hektare, dengan biaya tanam Rp250 juta-Rp300 Juta dengan siklus dua kali tanam.
Ada juga Indah, petani milenial asal Bali, dengan usaha Agrowisata Strawberry dengan sistem irigasi tetes.
Dengan lahan seluas 7 Ha, ia mampu meraup omset satu bulan 300 juta.
Ade, Petani Tanaman hias dengan pasar Ekspor dengan total kontrak ekspor periode 2021- Maret 2023 Rp2,1 T.
22 Jul 2023 | Berita
Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong pemerintah daerah menambah lahan untuk komoditas kedelai. Dikutip dari pertanian.go.id, langkah ini perlu diambil karena iklim ekstrim El Nino menyebabkan dunia terancam kekeringan. Produksi kedelai global pun bisa menurun.
“Harga kedelai global bisa naik hingga tiga kali lipat. Kalau kita tidak tanam kedelai, mau makan apa kita besok?” ungkap Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat memberikan arahan pada Rapat Koordinasi Nasional Percepatan Pelaksaan Kegiatan Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2023 di Bogor, Kamis (20/07/2023) malam.
Syahrul menyebut, produksi kedelai nasional perlu semakin ditingkatkan. Apalagi produk olahan kedelai sangat digemari masyarakat Indonesia.
“Kedelai itu sangat dibutuhkan. Kita makan tahu dan tempe. Kita juga makan kecap. Jadi yuk mari kita tanam kedelai,” ajaknya.
Ajakan Syahrul bukan tanpa alasan. Dengan produksi kedelai global yang berpotensi menurun karena El Nino, pasokan kedelai ke Indonesia pun bisa berkurang.
“Mungkin El Nino ini ada hikmahnya karena kita semua dipaksa untuk menanam. Jadi siapa tahu, impor kita justru bisa menurun,” ujarnya.
Untuk itu, Syahrul pun meminta pemerintah daerah untuk persiapkan program yang matang, mulai dari kelembagaan, sumber daya manusia, hingga pembiayaannya.
“Keluar dari mindset hanya mau jalan kalo ada uangnya. Manfaatkanlah KUR (kredit usaha rakyat.red). APBD gunakan untuk operasional pengendalian,” jelas Syahrul.
Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Suwandi mengatakan Animo petani bertanam kedelai semakin meningkat seiring kondisi harga semakin kompetitif meskipun nilai manfaatnya belum sebagus bertanam jagung.
“Kini harga kedelai di petani sekitar Rp 10.000-11.000 perkg dan menjadi peluang untuk memacu produktivitasnya ” katanya.
Lebih jauh ia menyampaikan bahwa sistem perbenihan kedelai disempurnakan dan diarahkan penangkaran insitu sehingga terlihat mampu menyediakan benih unggul yang dibutuhkan petani.
“Pada 2023 ini ditargetkan tanam 250.000 hektar kedelai tersebar di sentra dan pada tahun depan agar ditingkatkan lagi luasannya,” sebutnya.
Senada dengan Suwandi, Direktur Aneka Kacang dan Umbi (Akabi) Enie Tauruslina Amarullah menyebutkan potensi untuk peningkatan produksi kedelai nasional cukup besar.
“Hal tersebut didukung dengan luasnya lahan tadah hujan maupun lahan kering yang cocok untuk budidaya kedelai serta sumber daya petani yang sudah terbiasa menanam kedelai,” tutur Enie.
Ia menambahkan, kedelai lokal merupakan kedelai organik/non GMO yang lebih sehat untuk dikonsumsi masyarakat Indonesia.
Menurut Enie, tantangan saat ini adalah penanganan pasca panen yang belum maksimal sehingga mutu kedelai lokasi masih kalah bersaing dengan kedelai Impor.
“Tapi tantangan ini tidaklah sulit bila kita tanggulangi bersama-sama instansi yang terkait,” pungkasnya.